Pelatihan P3PD Bikin Kepala Desa Ini Berhasil Buat Desanya Jadi Maju
Pelatihan P3PD (Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa) telah membawa iklim kepemimpinan baru bagi kepala desa yang ada di Indonesia. Meski belum semua mengikuti pelatihan ini, namun contoh sukses keberhasilan program pemerintah ini mulai terlihat.
Perubahan wajah desa terlihat jelas saat kepala desa di beberapa titik di Indonesia memahami tentang tata cara penggunaan anggaran dasar desa yang baik dan benar bagi kemakmuran masyarakatnya.
Beberapa kisah sukses pelatihan P3PD yang menarik untuk diketahui, diantaranya :
- Pelatihan P3PD Meminimalisir Konflik Antar Desa
Batas desa sangat penting dimiliki agar tidak menimbulkan konflik antar warga yang tinggal berdekatan dengan desa lain.
Kepala Desa Lubuk Lawas Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi Wiwin Ardiansyah berhasil menyelesaikan persoalan batas desa yang tidak pernah mampu ia selesaikan selama bertahun-tahun ini.
“Desa kami desa baru. Jadi, peralihan dari desa lama ke desa baru otomatis batas desanya belum jelas. Tapi lewat pelatihan P3PD jadi tahu caranya menyelesaikan persoalan batas desa,” ungkapnya.
Selama ini, kata Wiwin, ia merasa sangat kesulitan menyelesaikan persoalan batas desa karena aturan adat desa yang tidak bisa dikesampingkan.
Adat desa tersebut, katanya, mengikutsertakan kepemilikan atas sungai yang mengalir di Desa Lubuk Lawas.
Dari pelatihan P3PD, Wiwin mengaku akhirnya memahami cara mudah menyelesaikan persoalan adat desa dengan menggunakan koordinat yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
Dengan sistem koordinat ini, ia juga bisa mencegah agar tidak terjadi konflik saat penentuan batas desa.
- Desa-Desa Digital Bermunculan dari Sabang Sampai Merauke
I Wayan Mudana, Kepala Desa Kutuh, Bali mengatakan bila pelatihan P3PD membuatnya berani menerapkan sistem transaksi non tunai untuk pelayanan integrasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) Link di Indonesia.
“Perangkat kita sudah mampu membuat SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) dan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) langsung. Tidak bendahara lagi. bisa cek langsung. Makanya Desa Kutuh menjadi desa pertama dalam Siskeudes Link di Indonesia. Itu kita sudah 100 persen non tunai,” katanya.
“Sebelumnya sudah tahu tapi semakin optimal setelah itu (ikut pelatihan P3PD),” kata Wayan beberapa waktu lalu.
Cerita yang hampir sama juga datang dari ujung Pulau Sumatera, Aceh.
Dimana Ade Thermiara, Kepala Desa Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah mengaku sangat bahagia karena berhasil mengelola sistem keuangan desa usai mengikuti pelatihan P3PD.
ia mengatakan bila selama menjabat sebagai kepala desa, ia hanya bisa mengajukan program pembangunan desa melalui Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) di akhir tahun saja.
Tak hanya itu, sebelum ikut pelatihan P3PD juga, ternyata tidak semua program yang ia ajukan disetujui. Jadi, ia jarang bisa menggunakan anggaran dana desa karena dianggap kebijakannya tidak begitu kuat untuk disetujui oleh pemerintah daerah.
“Saya harap pelatihan P3PD terus ada karena saya masih mau belajar banyak,” katanya.
Salah satu yang ia pelajari adalah dalam mengajukan SPP (surat permintaan pembayaran) berbasis online yang harus dikuasai oleh aparat desa.
- Membuat Desa Makin Kaya
I Wayan Mudana, Kepala Desa Kutuh, Bali berani mengajukan Perdes (Peraturan Desa) baru untuk menarik pungutan bagi investor dan pelaku pariwisata di wilayahnya yang indah luar biasa.
Sebagaimana diketahui, kekayaan alam Desa Kutuh yang banyak menarik wisatawan asing dan lokal sudah terkenal hingga ke seluruh dunia.
Diantaranya adalah Pantai Pandawa, Air Terjun Desa Kutuh, Pantai Gunung Payung, ada Timbis Paragliding, Bukit Pandawa Golf dan Country Club, Pantai Kongkongan, Gunung Payung Cultural Park dan masih banyak lagi.
“Jadi, dulu persepsi kita kalau desa itu tidak memungut sesuatu, tetapi pelatihan P3PD langsung diberitahu begini, ‘buat Perdesnya pak’.” kata I Wayan saat berbincang dengan The Editor beberapa waktu lalu.
I Wayan bercerita awal mula ia mengenal Perdes Pungutan ini saat ikut pelatihan P3PD di Hotel Hilton tahun 2023 lalu.
Disana, I Wayan mendengar langsung penuturan aparat desa yang datang dari wilayah Gianyar, Bali tentang tata cara penarikan pungutan di desa lewat aturan Perdes yang resmi dan diakui oleh seluruh tokoh masyarakat.
Ia mengaku cukup lega karena keberadaan pelatihan P3PD membuat ia mampu memahami tentang aturan Pungutan Desa yang tidak berbenturan dengan hukum.
Tak hanya itu, Ia mengaku juga makin kreatif mengembangkan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dalam bentuk Pertashop (Pertamina Shop) untuk melayani para wisatawan.
“Pengembangan-pengembangan usaha yang bisa kita kembangkan apakah melibatkan pihak ketiga. Kemarin kita buka Pertashop setelah ikut pelatihan itu (P3PD),” kata I Wayan.
Saat ini, katanya, BUMDes Desa Kutuh yang berdiri sejak tahun 2016 ini mampu mengelola banyak bisnis usaha, seperti penjualan barang dan jasa, pengangkutan sampah dan bisnis perawatan tubuh atau SPA.
Tapi, I Wayan akui bila pelatihan P3PD memberi pola pikir baru dalam pengembangan BUMDes bernama Manik Sedana ini lebih jauh lagi bagi perkembangan desanya.